Minggu, 27 April 2014

AKHLAK



Akhlak
Ibn ‘Arabi berkata, “ Tidak ada pahala yang dapat diterima seorang manusia karena prestasi-prestasinya yang sepadan dengan kebahagiaan yang dihadiahkan kepada siapapun yang menunjukan kasih-sayang pada umat manusia.” Dia juga menuturkan , “Allah telah mengamanahkan binatang-binatang kepada manusia untuk dirawat. Perlakukanlah ia dengan baik. Keika kamu menggunakannya untuk mebawa barang-barang, jangan terlalu memberatkannya. Ketika menungganginya, jangan kau duduk di punggungnya dengan pongah.” Menurut Ibn ‘Arabi, esensi moralitas adalah kasih saying.
            Untuk membantu kita agar gigih memperlakukan orang lain dengan baik, lembut, dan penuh perhatian, Ibn ‘Arabi menyarankan agar kita peduli dan secara terus menerus mengevaluasi tidak hanya tindakan-tindakan kita, tetapi juga perasaan-perasaan dan pemikiran-pemikiran kita.
            Dia berkata, “Semoga Allah, yang menatap segala sesuatu, membuka mata batinmu, agar kamu bisa melihat dan mengingat apa yang kamu lakuakan dan pikirkan, apa yang kamu rasakan dan katakana, dalam hidupmu sehari-hari. Ingatlah, kamu harus bertanggung jawab atasnya, dan kamu akan diputuskan karenanya pada hari perhitungan.Jangan tinggalkan perhitunganmu hingga hari itu. Inilah waktu dan tempat melakukannya. Lihatlah dirimu, teliti perhitungan-perhitunganmu. Satu-satunya jalan menuju keselamatan adalah pulang keakhirat dalam keadaan bersih dan jernih dari semua tanggungan. Perhatikanlah saran Rasulullah, ‘Buatlah perhitunganmu sendiri sebelum ia dibuat untukmu. Timbang dosa-dosamu sebelum ia ditimbang untukmu.’ Bandingkan pelanggaran-pelanggaranmu dengan perbuatan baikmu selama kamu masih punya waktu.
            “Selama kamu hidup, kamu bagaikan seorang pengumpul banyak keuntungan dari karunia Allah yang sampai kepadamu dari begitu banyak tangan. Apa yang kamu terima bukanlah betul-betul milikmu. Kamu bagaikan seorang kasir; kamu harus membagi-bagikan apa yang telah kamu terima, tapi kamu bertanggung jawab untuk perhitungannya. Jika kamu tidak melakukan hal ini sekarang, tak seorangpun pada hari perhitungan yang akan datang untuk menolongmu. Kamu akan mendengar suara dari Sang Pembalas Mutlak, Yang akan mengatakan, ‘Bukankah Aku telah mengirimkan para utusan kepadamu; bukankah Aku telah menunjukkan jalan yang benar kepadamu? Bukankah Aku telah memberimu waktu siang dan malam untuk mengikuti perintah-perintah-Ku, untuk berzikir kepada-Ku dan untuk memuji-Ku? Sekarang (akan dikatakan kepadanya), “Bacalah catatan milikmu (sendiri); cukuplah dirimu hari ini untuk menyelesaikan sebuah perhitungan terhadapmu (Bani Isra’il [17]: 14).
            “Jika kamu menunggu hingga saat-saat terakhir, kamu tidak akan menerima kebaikan apapun dari penyesalanmu. Jika kamu tidak bisa melihat apa yang sedang kamu kerjakan, ketahuilah bahwa tirai-tirai yang menyelubungi mata hatimu adalah tebal, dan kamu ditolak dari pintu rahmat Allah. Pergilah dan bersimpuh didepan gerbang pintu itu, cucurkan air mata penyesalan dan mintalah untuk masuk.
            “Ada tiga bahaya yang bisa menahanmu dari memeriksa dirimu. Pertama, ketaksadaran. Berikutnya lamunan kenikmatan akibat tipu daya hawa nafsumu. Ketiga, menjadi seorang budak kebiasaan-kebiasanmu.”
            Ibn ‘Arabi mempraktikan perenungan terus menerus terhadap kehidupannya sehari-hari. Dia menyebutkan bahwa salah seorang gurunya menuliskan setiap hal yang dia lakukan dan katakana selama bagian hari itu diatas sehelai kertas. Ketika maalm, dia membuat perhitungan terhadap kata-kata dan tindakan-tindakan hari itu. Jika telah melakukan kesalahan, dia akan bertaubat; jika telah melakukan hal yang benar dia akan memanjatkan syukur kepada Allah. Ibn ‘Arabi sendiri tidak hanya mencatat apa yang dilakukan dan dikatakan, tetapi juga pemikiran-pemikiran dan perasaan-perasaannya.
            Dia berkata, “Dalam keadaan apapun, kenalilah dirimu, bahkan sekalipun kamu lebih baik daripada siapapun yang lain, mohonlah kepada Allah dan bekerjalah untuk keadaan yang lebih baik. Dalam segala hal yang kamu kerjakan, jangan pernah melupakan Allah.”
            Menurut Ibn ‘Arabi, perenungan dan meditasi adalah cara melindungi dirikita dari sefagala kejahatan. Lagi pula, keduanya bisa menanamkan kesabaran tehadap berbagai kesengsaraan.
            Dia percaya akan nilai keseluruhan manusia, dan saling memengaruhi antar mereka dengan sebaik-baiknya tujuan. Dia menuturkan, “Perlakukanlah setiap orang secara sama, apakah mereka raja atau fakir-miskin, tua atau muda. Ketahuilah bahwa umat manusia adalah satu tubuh, dan individu-individu adalah para anggotanya. Sebuah tubuh bukanlah sebuah keseluruhan tanpa bagian-bagiannya. Hak para ilmuan adalh hormat, hak orang bodoh adalah saran, hak orang lengah adalah disadarkan, hak anak-anak adalah kasih sayang dan cinta.
            “Perlakukanlah dengan baik mereka yang menjadi tanggung jawabmu; istri atau suamimu, anak-anakmu orang-orang yang bekerja untukmu, binatang-binatang dalam piaraanmu, tanaman-tanaman dikebunmu. Allah telah mengaruniai semua itu kepadamu untuk mengujimu. Rasulullah bersabda, ‘Seluruh makhluk adalah tanggung jawab Allah. Allah telah meninggalkan sedikit tanggung jawab-Nya pada kedua tanganmu. Tunjukan cinta, kasih saying, kelembutan, kedermawanan, dan perlindungan kepada mereka yang tergantung kepadamu, dan sebetulnya pada setiap orang.’
            “Ajari anak-anakmu tingkah laku yang baik dengan kata-kata Allah dalam Kitab Suci-Nya. Pastikan bagi mereka keadaan-keadaan dimana mereka bisa melaksanakan apa yang telah kamu ajarkan. Sejak dini, ajari mereka menanggung kesulitan, bersabar, dan penuh perhatian. Jangan letakan cinta dunia dalam hati mereka. Ajari mereka untuk tidak menyukai apapun yang akan membuat mereka ponggah dari dunia ini; baju-baju gemerlap, kelezatan, kemewahan, dampak-dampak bururk ambisi. Sebab, semua ini akan mengikis kebaikan yang merupakan hak mereka di akhirat. Biarlah mereka tidak terbiasa dengan sesuatu yang bagus-tapi waspadalah bahwa hal ini, yang bisa tampak keras, hendaknya tidak membuatmu berwatak pelit terhadp anak-anakmu.
            “Dalam semua kebaikan yang kamu lakukan, janagan mengharapkan balas jasa atau rasa terima kasih. Ketika seseorang membuatmu sedih, jangan  membalas dengan membuat mereka sedih. Allah memandang tanggapan seperti itu sebagai dosa, dan Dia memuji orang yang membalas mereka yang telah menyakiti hantinya dengan kebaikan.
            “Perhatikanlah perintah Allah dan takutlah kepada keadilan-Nya dalam hal apapun yang kamu lakukan, dalam apapun yang kamu katakan. Dia Sang Maha Melihat, Sang Mahatau,Sang Mahahadir. Esensi agama adalah mengetahui bahwa sekalipun kamu tidak melihat-Nya, Dia melihatmu. Perintah-perintah Allah hanyalah didengar dan dipatuhi oleh orang yang cinta dan takwa kepada-Nya.

Sekian dan terimakasih... semoga bermanfaat...  

http://hanysundara88.blogspot.com/

Selasa, 15 April 2014

IBADAH



Ibadah

Allah berfirman,
Tujuh langit dan bumi, serta semua yang ada di dalamnya, menyatakan keagungan-Nya. Tidak ada satupun melainkan merayakan pujian-Nya, akan tetapi kamu tidak mengerti bagaimana mereka menyatakan pujiannya! ( Bani Israil [17]:44 )
            Bumi telah diamanahi pengetahuan oleh Allah sebagaimana manusia diamanahi pengetahuan. Bumi juga mengenal Pencipta-Nya. Kebenaran ada dalam setiap sesuatu. Jika manusia, dengan sadar, mencermati sekitar dirinya, dia akan menemukannya dengan segera. Allah berfirman,
Pada hari itu [bumi] akan menyatakan gonjang-ganjingnya; karena Tuhannya akan memberikan ilham kepadanya … ( al-Zalzalah [99]: 4-5
Tuhanmu telah mengerjakan kepada lebah … ( al-Nahl [16]: 68 )
            Kemudian diriwayatkan, bahwa Dia tentu telah memberitahu seekor semut yang kemudian menuturkan pada semut yang lain tentang kedatangan Nabi-Nya, Sulaiman, dan pasukannya ( al-Naml [27]: 18 )
Dia menuturkan kepada kita bahwa suatu hari akan datang ketika bumi akan mengatakan tentang semua yang telah terjadi diatasnya. Sesuatu yang kita duga tanpa kehidupan akan menjadi saksi pada hari pengadilan; dengan demikian, mereka mengetahui. Sebongkah batu, sekalipun tampak mati, memiliki serut wajah yang menoleh kepada Penciptanya dan seraut wajah yang menoleh pada manusia. Ia dipenuhi cinta dan takwa kepada Allah, sementara kita berfikir bahwa ia tanpa perasaan, hidup dan berjalan di atas wajah dunia, menyakininya tidak hidup!
Semua makhluk memiliki bahasanya sendiri, tapi tak seorangpun, kecuali mereka yang telinga hatinya terbuka, yang bisa mendengarkannya. Bagaimana bisa bumi yang tersusun dalam lapisan-lapisan bayak unsure- timah, tembaga, perak, dan emas menjadi permata-permata dan berlian-berlian? Benih-benih tumbuh menjadi tanam-tanaman, menjadi ribuan butir biji-bijian dan buah-buahan. Tidak ada yang hilang; segala sesuatu dijaga didalam ingatan alam. Telinga yang seperti telinga Nabi Sulaiman bisa mendengar kata-kata angin, gunung-gunung, dan burung-burung.
Diriwayatkan oleh Anas r.a. sahabat dan putra angkat Nabi saw, bahwa Rasullullah menggenggam beberapa kerikil ditangannya. Isak zikir terdengar dari dari kerikil itu, “Allah, Allah, Allah!” Ketika dia memberikan kerikil-kerikil itu ketangan sahabat tersayangnya, Abu Bakar, batu-batu itu tetap menyebut nama Allah. Tapi, ketika kerikil-kerikil diserahkan ketangan Anas, tidak terdengar lagi suara itu.
Suatu hari Nabi sakit. Malaikat Jibril dating menjenguknya dalam rupa seorang manusia yang tampan dan memberikannya buah-buah anggur dan delima yang bagus. Ketika Nabi sedang memakannya, selaun suara zikir terdengar dari buah-buahan itu. Ketika dia memberikan beberapa buah kepada cucunya. Hasan dan Husayn, buah-buahan itu tetap menyebut nama-nama Allah. Tapi, ketika buah itu diberikan kepada para sahabat yang lain untuk turut mencicipinya, suara itu berhenti.
Pengenalan akan Sang Pencipta ada didalam makhluk. Ini merupakan manifestasi nama Allah “Sang Mahakuasa.”
Semua benda yang dianggap tidak hidup-bumi, air, udara, dan api-terbenam dalam ibadah tanpa henti terhadap Tuhannya. Sebagaimana batu tidak memiliki akal, pikiran, maupun perasaan, sebagaimana ia tanpa emosi atau kehendak, secara alami ia ada dalam suatu keadaan tunduk seutuhnya,
Tanam-tanaman berada dalam keadaan tunduk yang lebih rendah karena ia memiliki kehendak untuk tumbuh, dan dalam usahanya untuk tumbuh, ia melupakan Allah dan kurang dalam ibadah.
Lebih kurang lagi adalah ketundukan binatang, wujud berperasaan. Sekalipun binatang sama sekali tidak memiliki pemikiran dan kehendak, ia memiliki insting, dan itulah yang menghalanginya dari ketundukan utuh dan ibadah dan pengetahuan sempurna terhadap Penciptanya.
Manusia mungkin makhluk paling kurang tunduk kepada Allah dan sangat sedikit ibadah. Pikiran, khayalan, kemewahan, hasrat-hasrat jasmaniah, amarah serta kehendak merupakan kekuatan yang mencengkram dan menahannya dalam kelalaian. Paling baik, dia bisa bermaksud mengetahui Tuhannya melalui akalnya, mencari bukti-bukti keberadaan-Nya, ingin melihat-Nya dengan kedua matanya sendiri, dan menderita dibawah pengaruh kehendak yang diberikan kepadanya.
Hanyalah manusia sempurna yang mengetahui batas-batas pikiran dan mengenal Tuhan. Ini terjadi pada segelintir orang melalui manifesrasi-manifestasi ilahiah pada kesadaran, melalui perenungan terhadap hal-hal yang mengukuhkan keesaan sebagai petunjuk, melalui penyingkapan ilahiah, melalui ilham. Mereka yang sedikit itu melebihi seluruh makhluk dan mencapai tingkatan hamba Allah.


Sekian dan terimakasih... semoga bermanfaat... ^.^
http://hanysundara88.blogspot.com/

Dimensi Spiritual Ibadah



Tujuan Penciptaan Manusia

            Dalam karya monumentalnya, Futuhat al-Makkiyah, Ibn Arabi menyatakan bahwa Allah menciptakan manusia agar diri-Nya dikenal. Dia mendasarkan keyakinannya itu pada ayat Al-Quran, Aku telah menciptakan manusia dan jin hanya agar mereka menghamba kepada-Ku. (al-Dzariyat [51] :56)
            Mufasir besar Ibn ‘Abbas memaknai menghamba sebagai mengenal. Menurutnya, tujuan wujud manusia adlah mengenal Allah.
            Allah telah menciptakan segala sesuatu dalam tatanan yang sempurna, dengan menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain, dan juga menghubungkan segala sesuatu dengan diri-Nya.Dia telah mengejawantahkan sifat-sifat-Nya pada makhluk-Nya, dan mengatur tindakan-tindakan segala sesuatu dalam hubungannya dengan sifat-sifat Ilahi yang dianugrahkan kepadanya. Dengan mengatakan melalui Nabi-Nya, Allah berkata, “Aku adalah kekayaan tersembunyi, Aku cinta untuk dikenal, dan dengan cinta inilah Aku ciptakan mahluk.”Allah telah memuliakan umat manusia, makhluk-Nya yang tertinggi, dengan menjadi sarana untuk mengenal-Nya.
            Sebagaimana Zat Allah tidak bisa dibandingkan dengan-dan berbeda dari- makhluk-Nya, demikianlah umat manuasia tidak memiliki padanan dalam makhluk sebagai sebuah manifestasi dari seluruh nama-nama dan sifat-sifat-Nya yang indah. Allah Maha sempurna dan telah menciptakan umat manusia dengan sempurna. Umat manusia mengandung seluruh kemampuan yang niscaya untuk mencapai keadaan yang sempurna.Sebagaimana Allah tidak membutuhkan apapun, Dia telah menciptakan manusia tidak membutuhkan apapun selain-Nya.Jadi, Allah membuat manusia mengenal-Nya, dan manusia mampu mengenal kebenaran dan menemukan kesempurnaan.
            Makna praktis menghamba (beribadah) dalam ayat diatas adalah merendahkan diri, memfanakan diri di hadapan Tuhan. Hasilnya adalah hubungan yang sadar antara makhluk da Khalik, antara ciptaan dan Sang Pencipta. Ia merupakan cara mendekat kepada-Nya dan mengenal-Nya. Tuhan berfirman, “Berdoalah kepadaku, akan Aku Kabulkan doa-doamu.”
            Dalam ayat yang sama, tidak hanya disebutkan manusia, melainkan juga jin. Sebab, diantara seluruh makhluk hanya manusia dan jinlah yang dengan pongah, mengaku sebagai Tuhan, atas mereka sendiri dan setiap sesuatu yang ada. Selain jin dan manusia, tiada makhluk yang diberi kemungkinan memiliki dan mewarisi; tidak ada yang memanggil yang lain dari jenisnya sendiri sebagai hambanya. Kecuali jin dan manusia, di dunia ini tidak ada yang mengaku memiliki hidup, kekuasaaan, dan kehendak – sifat-sifat Maha hidup, Mahakuasa, Maha berkehendak hanya milik Allah.
            Kemungkinan adanya pengakuan ini merupakan makna dari “Allah telah menciptakan manusia dalam citra (shurah)-Nya sendiri.” Manifestasinya sifat-sifat Ilahi pada manusia ini, yang kerap disalahgunakan olehnya, adalah juga hubungan dan kaitan antara dia dan Tuhanya, dan suatu cara baginya untuk mengenal Tuhannya.
            Karena manusia cenderung keras kepala dan pongah, maka menghamba (beribadah) harus ditandai kerendahan diri sebelum ia bisa menunjukan pengetahuan Tuhan. Karena, seluruh pengetahuan yang bisa dicapai umat manusia dengan akal yang dianugrahkan kepadanya tidak ada artinya di hadapan keagungan Allah yang tak terbatas. Kita harus menundukkan kepala kita dalam menyadari kenyataaan ini. Hanya dengan rendah hati sepenuhnya kita akan mampu mengeatahui tujuan penciptaan kita. Tapi juga benar bahwa siapa yang tidak mengenal Tuhannya, ia tdak mampu memfanakan dirinya ditahap pertama!

Bagaimana Mengenal Allah

            Sang Pencipta hanya bisa dikenal melalui makhluk-Nya. Segala sesuatu merupakan bukti keberadaan-Nya. Tanpa mengenal hakikat atas hakikat, tidaklah mungkin untuk mengenal Allah.
            Ibn Sina, seorang tokoh semasa dengan Ibn Arabi, menayatakan bahwa Allah bisa ditemukan melalui pemikiran rasional yang terlepas dari pengetahuan atas makhluk-Nya. Ibn Arabi mengatakan bahwa manifestasi Allah terjadi pada makhluk-Nya dan tidaklah mungkin mengenal-Nya selain darinya.
            Penciptaan ini terjadi terus menerus dalam alam semesta. Setiap peristiwa penciptaan berbeda, tidak diulangi.Prosesi tak terbatas atas keunikan itu merupakan bukti atas kekuasaan Tuhan yang tak terbatas. Setiap tindakan baru adalah sekeping cermin tempat sifat-sifat Tuhan mengejawantah, dan pada setiap keeping darinya ada pengetahuan baru dan khusus. Inilah satu-satunya sumber terhadap pengetahuan Ilahi.
            Jika kita melihat langit, kita melihat tanda manifestasi sifat Allah “Maha Mencakup-Mahaluas”. Samudra yang tampak tak terukur mengesankan sifat Ilahi “Maha Meliputi”. Jika kita merenungkan kehidupan kita sendiri, dan semua yang hidup di sekitar kita, kita akan mengerti makna “Allah Sang Mahatau”. Pada seorang dokter kita akan melihat tanda-tanda “Allah Sang Maha Penyembuh”. Dan jika kita memperhatikan umat manusia, kita akan melihat bukti “Allah Sang Mahatunggal.”
            Damba manusia untuk mengenal Tuhan bisa menarik kita untuk melihat manifetasi-manifetasi-Nya dalam setiap sesuatu disekitar dan di dalam diri kita. Maka seluruh kehidupan dan alam semesta menjadi sebuah buku yang mengajarkan tentang Tuhan, karena segala sesuatu yang diciptakan taklain adalah manifestasi dari nama-nama indah Tuhan Yang Satu yang menciptakannya.
            Kita juga akan insaf akan hal-hal yang saling berlawanan satu sama lain, yang saling bertentangan satu sama lain; manifestasi sifat Ilahi “Sang Maha Menunjukkan” versus manifestasi “Sang Maha Merintangi”.”Sang Mahabaik” versus “Sang Maha Menghalangi”.  Pada beberapa momen penciptaan, salah satu sifat ini lebih unggul; dan pada momen yang lain, sifat lainnya yang unggul. Manakala “Sang Maha Menunjukkan” dan “Sang Mahabaik” lebih unggul kualitasnya dan kuantitasnya, keadamaian dan kemakmuran menjadi dominan. Ketika keadaan itu menurun, kesulitan dan rintangan mengejawantah, dan kepedihan dan kemiskinan menjadi dominan. Hal ini bisa terjadi di pada diri manusia ataupun pada seluruh dunia.
            Dalam cara ini, suatu ciptaan dimana kebaikan mengejawantah berada secara berlawanan dengan suatu ciptaan dimana keburukan mengejawantah. Itulah mengapa orang yang berjalan menuju surga tidak sama dengan orang yang berjalan menuju neraka, dan sebaliknya. Ada berbagai binatang yang sifat-sifat baiknya lebih unggul dan ada pula binatang yang sifat-sifatnya berbahaya mengejawantah. Sifat-sifat kedua jenis binatang ini ada pada setiap manusia. Mereka yang dikuasai watak binatang liar jauh lebih buruk dibandingkan binatang terburuk itu sendiri; sementara mereka yang didominasi kebaikan diangkat ke tingkatan malaikat. Maulana Jalal al-Din Rumi bertutur, “Wahai manusia, kamu bersekutu dengan binatang dalam dirimu, dan kamu bersekutu dengan malaikat dalam dirimu. Tinggalkan watak binatangmu dibelakang agar kamu bisa naik melampaui malaikat!”
            Jadi, kita harus mengetahui manifestasi sifat-sifat Ilahi dalam penciptaan terus menerus disekitar kita, dan menemukan padanannya dalam watak kita sendiri- karena Allah telah mengajarkan seluruh nama-Nya kepada kita. Jika melakukan hal ini, kita akan mengenal Tuhan kita dalam kualitas-kualitas-Nya yang tak terbatas. Tapi, pada saat yang sama, kala kita melihat keluasan dan kesempurnaan Sang Pencipta, kita akan melihat kepingan dan kekurangan kualitas-kualitas yang mengejawantah dalam diri kita. Kita pun akan menyadari kelemahan kita dan kebutuhan total kita kepada-Nya. Itulah awal perwujudan manusia sebagai hamba dan Allah sebagai Tuhan. Dan itulah tujuan penciptaan.

Dia yang Mengenal Dirinya, Mengenal Tuhannya

            Kebenaran sifat-sifat, nama-nama indah Allah, tidaklah terbatas dan mengejawantah dalam beragam cara pada berbagai waktu. Bukti kebenaran itu berada dalam perwujudan kesatuan seluruh ciptaan. Namun, keragaman merupakan bagian dari yang satu. Kesatuan mengejawantah dalam keanekaragaman. Dengan seluruh perbedaan-perbedaannya, dan dalam manifestasi yang tak terbatas, bagian-bagian yang saling terkait dan menuju keseluruhan. Siapapun yang bisa mengetahui hal ini dalam dirinya, ia mengenal Tuhannya.
            Allah menciptakan manusia sempurna dalam citra-Nya sendiri- dalam citra sifat-sifat-Nya.
            Banyak sufi percaya bahwa untuk bisa mengenal kesatuan diri ini, kita harus melenyapkan manifestasi banyak “aku” dalam diri kita-sebetulnya, kita harus menolak keberadaannya. Melalui ibadah, puasa, perenungan , dan pengendalian hasrat-hasrat jasmaniah, manusia berusaha menundukan kehendak-kehendaknya pada kehendah Allah, dan memurnikan tingkah laku dan kebiasaan-kebiasaannya. Semua disiplin dan usaha inni dibangun diatas asumsi bahwa beberapa “aku” yang sedang berusaha dilenyapkan ini betul-betul ada. Padahal, tidak ada “aku” selain Allah. Tidak ada apapun kecuali Dia. Bagaimana seseorang bisa mengatur untuk melenyapkan sesuatu yang tidak pernah ada? Satu-satunya cara mengenal Tuhanmu adalah dengan mengenal keberadaanmu.
            Manusia tak lain adalah cermin yang memantulkan sifat-sifat Allah. Dialah Yang Satu yang melihat diri-Nya. Baik para nabi, malaikat, maujpun manusia sempurna tidak bisa mengenal-Nya. Ketika kita mengetahui ketidakadaan kita dan totalitas Allah, kita mencapai cakupan seutuhnya dari pengetahuan kita Atas-Nya.

Sekian, dan terimakasih... semoga bermanfaat... ^.^
http://hanysundara88.blogspot.com/

Sabtu, 12 April 2014

TUGAS 5 : Presentase rumah tangga yang memiliki atau menguasai komputer menurut klasifikasi daerah tahun 2005-2012

Untuk mengetahui bagaimana  presentase rumah tangga yang memiliki atau menguasai komputer menurut klasifikasi daerah tahun 2005-2012 , silahkan klik link dibawah ini... ^.^ Terimakasih...xie xie!!!Yehet!!!Ohorat!!!

https://db.tt/kffCJ3iO

TUGAS 4 Gizi Balita Pada Tahun 1999-2003

Untuk mengetahui bagaimana status gizi balita pada tahun 1999 -2003 , silahkan klik link dibawah ini... ^.^ Terimakasih... xie xie!!!Yehet!!!

https://db.tt/PSLGvXCy

Jumat, 11 April 2014

TUGAS 3 Tingkat Kemiskinan di Indonesia Tahun 2004-2011


Untuk mengetahui bagaimana tingkat kemiskinan di Indonesia Tahun 2004-2011, silahkan klik link dibawah ini... ^.^ Terimakasih... xie xie and Gomawo....~~~~~.~~~~~~

https://db.tt/w7wO7d82

Kamis, 10 April 2014

Tugas 2: PERKEMBANGAN EKSPOR INDONESIA TAHUN 2006-2009

 Perkembangan Ekspor di Indonesia pada tahun 2006-2009 dapat dilihat dengan mengklik link dibawah ini.... Terimakasih ^.^

https://db.tt/DXS3nWrA

Tugas 1: Nilai tukar rupiah Vs USD


Tugas 1:
Nilai Tukar Rupiah terhadap USD,dapat dilihat dengan mengklik link dibawah ini!!!
Terimakasih... :D


Selasa, 08 April 2014

Soal-soal Materi : KOLOID

Karena kemarin saya membahas tentang koloid jadi untuk tulisan kali ini saya akan membahas soal-soal mengenai koloid.. ok cek it out!!!



1.  Fase terdipersi dan medium pendispersi dari asap adalah…
A.      Cair dalam gas
B.      Padat dalam gas
C.      Gas dalam cair
D.      Padat dalam padat
E.       Gas dalam padat
Pembahasan :
Asap mempunyai fase terdispersi padat dalam medium pendispersi gas. Tipenya adalah aerosol padat.
2.       Fase terdispersi dan medium pendispersi yang terdapat dalam koloid aerosol adalah…
A.      Gas dalam cair
B.      Cair dalam padat
C.      Cair dalam cair
D.      Padat dalam padat
E.       Cair dalam gas
Pembahasan :
Aerosol adalah jenis koloid yang fase terdispersinya cair dan medium pendispersinya gas. Contoh : awan dank abut.
3.       Cobaan Beberapa percobaan yang menghasilkan koloid:
1.       Gas H2S dilarutkan kedalam larutan SO2
2.       Mereaksikan larutan AuCl3 encer dengan FeSO4 dan formaldehida
3.       Menambahkan beberapa mL larutan FeCl3 kedalam air panas
4.       Mengalirkan gas H2S kedalam larutan H3AsO3 yang sangat encer pada suhu rendah
5.       Larutan kalsium asetat jenuh dicampur dengan etanol
Dari percobaan diatas, yang menghasilkan gel adalah….
A.      1
B.      2
C.      3
D.      4
E.       5
Pembahasan:
Cara kondensasi, yaitu mengubah partikel-partikel larutan sejati menjadi partikel koloid. Gel adalah sel liofil setengah padat. Gel diperoleh dengan melarutkan koloid liofil dalam air panas (contoh: agar-agar). Proses pembuatannya yang lain adalah larutan ( CH3COO)2 Ca jenuh dicampur sekaligus dengan C2H5OH 90% dengan perbandingan 3:7.
4.       Mutiara adalah sistem koloid…
A.      Padat dalam cair
B.      Cair dalam cair
C.      Cair dalam padat
D.      Gas dalam cair
E.       Gas dalam padat
Pembahasan :
Mutiara adalah sistem koloid dengan fase terdispersi cair dan medium pendispersi padat.
5.       Diantara zat berikut, yang termasuk aerosol adalah…
A.      Kaca berwarna
B.      Cat
C.      Busa sabun
D.      Mutiara
E.       Kabut
Pembahasan:
A.      Kaca berwarna termasuk sol padat
B.      Cat termasuk sol
C.      Busa sabun termasuk buih
D.      Mutiara termasuk emulsi
E.       Kabut termasuk aerosol cair

6.       Peristiwa berikut :
1.       Pembentukan delta pada muara sungai
2.       Pemurnian gula pasir
3.       Penyembuhan  sakit perut oleh norit
4.       Penjernihan air
Merupakan contoh koagulasi koloid adalah…
A.      1 dan 2
B.      1 dan 3
C.      1 dan 4
D.      2 dan 3
E.       2 dan 3
Pembahasan :
Contoh peristiwa koagulasi:
1.       Pembentukan delta dimuara sungai
2.       Penggumpalan karet dalam lateks dengan asam format
3.       Penggumpalan lumpur koloidal dalam air sungai dengan tawas
4.       Koagulasi asap atau debu dengan koagulator listrik

7.       Salah satu pembuatan koloid adalah dengan hidrolisis, yaitu…
A.      Pt(s) à Sol Pt
B.      AgCl(s) + Cl- à AgCl + HCl
C.      FeCl3(aq) + H2O(l)  à Fe(OH)3
D.      Na2S2O3(aq) + H+ à S
E.       Al2(SO4)3(aq) + 3Ca (OH)2(aq) à 3Ca(SO4)2 (aq) + 2Al2(OH)3(S)
Pembahasan :
Salah satu pembuatan koloid dengan hidrolisis adalah pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisi FeCl3
Reaksi :  FeCl3(aq) + 3H2O(l)  à Fe(OH)3(s) + 3HCl(aq)
8.       As2S3  Adalah koloid hidrofob yang bermuatan negative, larutan yang paling baik untuk mengkoagulasikan koloid, adalah…
A.      Kalsium fosfat
B.      Magnesium sulfat
C.      Barium nitrat
D.      Besi ( III ) klorida
E.       Besi ( II ) sulfat
Pembahasan :
As2S3 lebih mudah mengalami koagulasi jika ditambahkan muatan positif tebesar.
9.       Pemberian tawas pada proses penjernihan air minum di maksudkan untuk…
A.      Menjernihkan air
B.      Membunuh kuman yang berbahaya
C.      Menghilangkan bahan – bahan yang menyebabkan pencemaran air
D.      Menghilangkan bau tidak sedap
E.       Memberikan rasa segar pada air
Pembahasan :
Tujuan pemberian tawas adalah untuk menghilangkan bahan-bahan yang menyebabkan pencemaran air seperti deterjen atau peprisida.
10.   Kombinasi yang tidak mungkin menghasilkan sistem koloid adalah…
A.      Gas cair
B.      Gas –gas
C.      Cair-cair
D.      Padat – padat
E.       Padat cair
Pembahasan:
Fase pendispersi dan terdispersi  yang tidak ada adalah gas dan gas. Gas dan gas merupakan campuran homogen/larutan.
11.   Hal-hal berikut merupakan sifat sitem koloid, kecuali…
A.      Stabil
B.      Tidak dapat disaring
C.      Terdiri dari 2 fase
D.      Homogen
E.       Menghamburkan cahaya
Pembahasan:
Ciri-ciri koloid:
Homogen (secara mikrokopis)
Ukuran 1 nm – 100 nm
Dua fase
Stabil
Tidak dapat disaring kecuali dengan penyaring ultra

12.   Contoh emulsi yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah…
A.      Sabun
B.      Susu
C.      Asap
D.      Agar-agar
E.       Kabut

Pembahasan:
Emulsi adalah suatu koloid dimana zat terdispresi dan medium pendispersi sama-sama merupakan cairan. Contoh: susu

13.   Contoh dibawah ini yang merupakan sistem koloid padat dalam gas adalah…
A.      Kabut
B.      Embun
C.      Awan
D.      Asap
E.       Hair spray

Pembahasan:
Koloid yang merupakan sistem koloid padat dalam gas adalah asap.
14.   Larutan elektrolit yang efektif untuk menggumpalkan sol As2S3 yang bermuatan negatif adalah…
A.      NaCl
B.      K2SO4
C.      CaCl2
D.      SrCl2
E.       AlCl3

Pembahasan:
Larutan elektrolit untuk meggumpalkan sol As2S3 yang bermuatan negatif adalah AlCl3, sebab AlCl3 memiliki jumlah ion positif terbesar, yaitu +3 dari AL3+

15.   Berikut ini yang tidak termasuk koloid adalah…
A.      Santan
B.      Tinta
C.      Agar-agar
D.      Susu
E.       Air laut


Ok sekian dari saya.. Bye bye ^^
http://hanysundara88.blogspot.com/