Ibadah
Allah berfirman,
Tujuh langit dan bumi, serta semua yang ada di
dalamnya, menyatakan keagungan-Nya. Tidak ada satupun melainkan merayakan
pujian-Nya, akan tetapi kamu tidak mengerti bagaimana mereka menyatakan
pujiannya!
( Bani Israil [17]:44 )
Bumi telah diamanahi pengetahuan
oleh Allah sebagaimana manusia diamanahi pengetahuan. Bumi juga mengenal
Pencipta-Nya. Kebenaran ada dalam setiap sesuatu. Jika manusia, dengan sadar,
mencermati sekitar dirinya, dia akan menemukannya dengan segera. Allah
berfirman,
Pada hari itu [bumi] akan menyatakan
gonjang-ganjingnya; karena Tuhannya akan memberikan ilham kepadanya … ( al-Zalzalah
[99]: 4-5
Tuhanmu telah mengerjakan kepada lebah … ( al-Nahl
[16]: 68 )
Kemudian diriwayatkan, bahwa Dia
tentu telah memberitahu seekor semut yang kemudian menuturkan pada semut yang
lain tentang kedatangan Nabi-Nya, Sulaiman, dan pasukannya ( al-Naml [27]: 18 )
Dia menuturkan
kepada kita bahwa suatu hari akan datang ketika bumi akan mengatakan tentang
semua yang telah terjadi diatasnya. Sesuatu yang kita duga tanpa kehidupan akan
menjadi saksi pada hari pengadilan; dengan demikian, mereka mengetahui.
Sebongkah batu, sekalipun tampak mati, memiliki serut wajah yang menoleh kepada
Penciptanya dan seraut wajah yang menoleh pada manusia. Ia dipenuhi cinta dan
takwa kepada Allah, sementara kita berfikir bahwa ia tanpa perasaan, hidup dan
berjalan di atas wajah dunia, menyakininya tidak hidup!
Semua makhluk
memiliki bahasanya sendiri, tapi tak seorangpun, kecuali mereka yang telinga
hatinya terbuka, yang bisa mendengarkannya. Bagaimana bisa bumi yang tersusun
dalam lapisan-lapisan bayak unsure- timah, tembaga, perak, dan emas menjadi
permata-permata dan berlian-berlian? Benih-benih tumbuh menjadi tanam-tanaman,
menjadi ribuan butir biji-bijian dan buah-buahan. Tidak ada yang hilang; segala
sesuatu dijaga didalam ingatan alam. Telinga yang seperti telinga Nabi Sulaiman
bisa mendengar kata-kata angin, gunung-gunung, dan burung-burung.
Diriwayatkan
oleh Anas r.a. sahabat dan putra angkat Nabi saw, bahwa Rasullullah menggenggam
beberapa kerikil ditangannya. Isak zikir terdengar dari dari kerikil itu,
“Allah, Allah, Allah!” Ketika dia memberikan kerikil-kerikil itu ketangan
sahabat tersayangnya, Abu Bakar, batu-batu itu tetap menyebut nama Allah. Tapi,
ketika kerikil-kerikil diserahkan ketangan Anas, tidak terdengar lagi suara
itu.
Suatu hari Nabi
sakit. Malaikat Jibril dating menjenguknya dalam rupa seorang manusia yang
tampan dan memberikannya buah-buah anggur dan delima yang bagus. Ketika Nabi
sedang memakannya, selaun suara zikir terdengar dari buah-buahan itu. Ketika
dia memberikan beberapa buah kepada cucunya. Hasan dan Husayn, buah-buahan itu
tetap menyebut nama-nama Allah. Tapi, ketika buah itu diberikan kepada para
sahabat yang lain untuk turut mencicipinya, suara itu berhenti.
Pengenalan akan
Sang Pencipta ada didalam makhluk. Ini merupakan manifestasi nama Allah “Sang Mahakuasa.”
Semua benda yang
dianggap tidak hidup-bumi, air, udara, dan api-terbenam dalam ibadah tanpa
henti terhadap Tuhannya. Sebagaimana batu tidak memiliki akal, pikiran, maupun
perasaan, sebagaimana ia tanpa emosi atau kehendak, secara alami ia ada dalam
suatu keadaan tunduk seutuhnya,
Tanam-tanaman
berada dalam keadaan tunduk yang lebih rendah karena ia memiliki kehendak untuk
tumbuh, dan dalam usahanya untuk tumbuh, ia melupakan Allah dan kurang dalam
ibadah.
Lebih kurang
lagi adalah ketundukan binatang, wujud berperasaan. Sekalipun binatang sama
sekali tidak memiliki pemikiran dan kehendak, ia memiliki insting, dan itulah
yang menghalanginya dari ketundukan utuh dan ibadah dan pengetahuan sempurna
terhadap Penciptanya.
Manusia mungkin
makhluk paling kurang tunduk kepada Allah dan sangat sedikit ibadah. Pikiran,
khayalan, kemewahan, hasrat-hasrat jasmaniah, amarah serta kehendak merupakan
kekuatan yang mencengkram dan menahannya dalam kelalaian. Paling baik, dia bisa
bermaksud mengetahui Tuhannya melalui akalnya, mencari bukti-bukti
keberadaan-Nya, ingin melihat-Nya dengan kedua matanya sendiri, dan menderita
dibawah pengaruh kehendak yang diberikan kepadanya.
Hanyalah manusia
sempurna yang mengetahui batas-batas pikiran dan mengenal Tuhan. Ini terjadi pada
segelintir orang melalui manifesrasi-manifestasi ilahiah pada kesadaran,
melalui perenungan terhadap hal-hal yang mengukuhkan keesaan sebagai petunjuk,
melalui penyingkapan ilahiah, melalui ilham. Mereka yang sedikit itu melebihi
seluruh makhluk dan mencapai tingkatan hamba Allah.
Sekian dan terimakasih... semoga bermanfaat... ^.^
http://hanysundara88.blogspot.com/
http://hanysundara88.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar